SEJARAH SEPAK BOLA INDONESIA
SEJARAH SEPAK BOLA INDONESIA
Sejarah sepak bola dimulai tahun 1930, tepatnya pada 19 April. Pada masa tersebut PSSI atau Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia terbentuk. Persatuan tersebut terbentuk di Yogyakarta serta diketuai oleh Soeratin Sosrosoegondo.
Perjuangan Soeratin Sosrosoegondo
Tak lama berselang, jiwa nasionalisme yang ada di dalam dada Soeratin bergejolak melihat kolonialisme Belanda yang semakin menjadi-jadi. Hal ini menggelorakan semangatnya untuk mempersatukan para pemuda di Indonesia membangun upaya perlawanan bersama-sama.
ia pun memilih untuk resign dari pekerjaan mapannya tersebut. Ia rela meninggalkan jabatan terhormat tersebut untuk berjuang membela bangsanya. Keputusan ini tentu tidak mudah, Grameds. Sebab Sizten en Lausada merupakan salah satu perusahaan yang terkemuka.
Pembentukkan organisasi
Pendirian organisasi tersebut bertepatan pada tanggal 19 April 1930 yang dihadiri oleh tokoh-tokoh sepak bola yang tersebar di Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Magelang, Madiun, dan Surabaya. Saat itu, organisasi ini diberi nama Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia atau disingkat dengan PSSI.
Masih di kongres yang sama, Soeratin ditunjuk menjadi Ketua PSSI yang pertama. Ia memegang kepemimpinan PSSI mulai dari tahun 1930 hingga 1940. Ia selalu terpilih dalam sebelas kali pemilihan ketua umum. Sejak tahun 1931, PSSI secara rutin menyelenggarakan kompetisi sepak bola secara nasional. Saat itu, tim yang terdiri dari orang-orang Indonesia asli diberi instuksi secara lisan agar tidak kala melawan tim Belanda.
Kemudian pada kongres PSSI di Solo, nama sepak raga diubah menjadi sepak bola. Organisasi pun berganti nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Untuk singkatannya tetap PSSI.
Kesimpulan
Grameds, setelah membaca penjelasan di atas, kita tahu bahwa Soeratin merupakan seseorang insinyur lulusan Jerman. Keilmuan tersebut membawanya berada pada posisi komisaris di sebuah perusahaan kontruksi terkemuka milik Belanda. Namun, ia rela meninggalkan itu semua, karena nasionalisme dalam dadanya bergemuruh.
Ia lebih memilih aktif di pergerakan dengan mendirikan PSSI dan menjalankan usaha kontruksi secara mandiri. Usahanya tersebut ia gunakan untuk kebutuhan keluarga dan mencukupi dana kas PSSI yang sangat minim. Sayangnya masa tua Soeratin begitu memilukan, sakit dan jatuh miskin hingga meninggal dalam kondisi tak dikenal sebagai siapa-siapa.
Grameds, betapa pilu masa tua dari seorang pejuang kemerdekaan, pendiri sepak bola Indonesia, sekaligus Ketua Umum PSSI pertama. Membaca sejarah dapat mengantarkan kita menuju ruang-ruang perenungan agar memaknai hidup lebih dalam dan menghargai orang-orang terdahulu. Dengan buku-buku terbaik kami, Gramedia siap menjadi.
#Firmanhdsy
Komentar
Posting Komentar